Seperti ada yang hilang di antara kita
ketika aku ragu-ragu menyapamu
sekadar untuk menyapu debu
di halaman kebersamaan kita
yang telah lama tak terulang,
kebersamaan yang telah usang
digerogoti detak-detik waktu
yang begitu angkuh
tak pernah mau
menoleh ke belakang
“Tumben. Ada apa?”
Itu respons pertamamu,
ketika akhirnya aku
benar-benar mewakilkan raga
pada barisan huruf-huruf
yang kukirim untuk menyapamu
Aku menelan ludah
kalimatmu hanyalah penegasan
bahwa memang ada yang hilang (dan jauh)
di antara kita:
ukhuwah!
Dedi Setiawan, September 2015
Saya seneng model tulisan gini, ini seperti cerpen, ya…tapi kenapa cuma pendek gitu, kang Dedi…
Hehe, memang menulis seperlunya 😉
Modelnya kayak puisikan mas? Saya juga suka model kayak gini hehe..