Kala Cemburu Datang Menyerbu

“Mengatasi rasa cemburu adalah tugas Anda, bukan tugas pasangan Anda.”

Begitu pendapat Richard Templar dalam The Rules of Love. Saya sepakat!

Namun, begini, pasangan kita adalah partner kita. Kalau kita kaki kanan, maka pasangan kita itu kaki kiri –dan sebaliknya. Sepasang. Dengan sepasang kaki itulah rumah tangga kita melangkah.

Kalau dia merasa tidak nyaman, maka langkah kita jadi terseok. Kalau dia terluka, bisa-bisa rumah tangga kita mandek. Kalau dia ngambek, bisa-bisa rumah tangga kita ambruk.

Jadi, pada akhirnya, masalah pasangan kita adalah masalah kita juga.

Hal lain yang perlu diperhatikan, bisa jadi kecemburuan itu memang beralasan. Dia mungkin belum punya bukti, tapi dia bisa merasakan. Orang bilang, itulah kekuatan intuisi.

Dari mana datangnya kekuatan intuisi? Salah satunya dari pengamatan dalam waktu yang panjang. Pasangan kita itu telah lama hidup bersama kita dan karenanya sering mengamati kita. Wajar jika dia bisa merasakan perubahan sekecil apapun pada diri kita.

Ini seperti seorang ibu yang mendengar tangis bayinya. Lewat pengamatan pada suara dan cara bayi menangis, biasanya ibu langsung tahu penyebab bayi menangis: karena lapar, ngompol, bosan, atau sebab lainnya. Saking mahirnya ibu dalam hal ini, biasanya waktu yang dibutuhkan hanya beberapa detik.

Jadi, menurut saya, kalau pasangan kita sedang cemburu, sikap terbaik kita adalah langsung instrospeksi. Jangan-jangan, pasangan kita memang benar. Kita belum tentu sadar, tapi pasangan kita bisa jadi merasakan perubahan pada diri kita. Kenapa? Dia punya referensi berdasarkan waktu pengamatan yang sangat panjang.

Kalau kita memang sempat genit-genit dengan orang lain, ayo dong berhenti. Kalau kita sempat goda-godain orang lain, ayo dong berhenti. Kalau kita ada pikiran-pikiran yang menyimpang, ayo dong berhenti. Dan seterusnya, dan seterusnya. Hentikan segala yang tidak baik, mumpung masih ada waktu untuk memperbaiki keadaan.

Lantas, bagaimana kalau kita sudah normal-normal saja, tidak kecentilan, tidak menggoda sana-sini, tidak colak-sana-colek-sini, tapi pasangan kita masih tetap cemburu?

Mungkin dia harus membaca pendapat Richard Templar dalam The Rules of Love seperti dikutip di awal tulisan ini. Kali ini saya kutipkan versi lebih panjangnya:

Mengatasi rasa cemburu adalah tugas Anda, bukan tugas pasangan Anda. Pasangan Anda pasti mau membantu Anda memecahkan masalah ini. Tapi, apapun yang dia lakukan pasti tidak akan membuat puas jika Anda memang memiliki kecenderungan untuk cemburu.  Dan Anda tidak dapat membangun hubungan tanpa memiliki kemampuan untuk mempercayai pasangan.

Nah, camkan itu!

Leave a Reply

Back to Top
%d bloggers like this: