Kata orang hidup ini terdiri dari banyak pilihan. Kita bisa memilih ke kanan atau kiri, cepat atau lambat, hitam atau putih, dan seterusnya. Ya, secara umum saya setuju. Sampai kemudian saya bertanya, apakah menginspirasi atau tidak menginspirasi juga merupakan pilihan?
Bicara tentang menginspirasi atau tidak, saya jadi teringat film Focus (2015). Di salah satu adegannya, Nicky (Will Smith) yang sedang menonton pertandingan Football bersama Jess (Margot Robbie) terlibat taruhan dengan penjudi legendaris, Liyuan (B. D. Wong). Nicky yang awalnya bisa memenangkan taruhan, ternyata mengalami kekalahan beruntun. Mulai dari taruhan 5 ribu, 10 ribu, 50 ribu, 100 ribu, sampai 1,1 juta dolar, semuanya dimenangkan Liyuan. Dengan mata berkaca-kaca, Nicky yang panik menaikkan jumlah taruhan hingga 2 juta dolar.
Jess meradang. Bukan saja karena uang yang digunakan Nicky merupakan buah kerja sama mereka dari hasil mencuri, tapi karena taruhan kali ini melibatkan Jess yang buta tentang Football. Kesepakatannya, Liyuan akan memilih acak nomor punggung seorang pemain, lalu Jess yang bertugas menebaknya. Peluang benarnya adalah 100:1.Gila!
Jess mengarahkan pandangan ke lapangan. Namun yang didapatnya hanya kebingungan. Ada terlalu banyak angka di sana, bagaimana ia harus memilih salah satunya? “Jangan paksa aku,” Jess memelas kepada Nicky.
Nicky menatap Jess dengan sungguh. “Percayalah padaku. Lakukan saja. Tebak saja,” Nicky meyakinkan Jess. Sekali lagi Jess melihat ke lapangan. Kali ini ia melihat Farhad (Adrian Martinez), rekannya sesama pencuri. Jess menyebutkan nomor punggung yang dipakai oleh Farhad, yaitu 55. Dan ternyata tebakan Jess benar!
Lantas, apakah kemenangan ini kebetulan?
Sugesti Alam Bawah Sadar
Ternyata kemenangan Nicky dan Jess atas Liyuan bukan kebetulan. Liyuan telah diincar sejak masih di hotel. Ia telah dikondisikan oleh Nicky dan komplotannya supaya sering melihat angka 5. Di lift, lobby, vas bunga, jas penjaga hotel, spanduk, dan poster-poster, semuanya ditempeli angka 55. Saat terjebak kemacetan dalam perjalanan menuju stadion, ia melihat seseorang yang membuat kegaduhan dengan membunyikan klakson berkali-kali.
Ketika Liyuan harus memilih nomor punggung pemain untuk dijadikan taruhan, lagu yang diperdengarkan kepadanya adalah “Sympathy for The Devil” yang memuat 124 kali kata “Wu”, yang dalam bahasa Mandarin berarti “Lima”. Saat pandangannya menyapu lapangan, sepintas ia melihat sosok yang membuat kegaduhan saat terjadi kemacetan di jalan raya, dialah Farhad, yang memakai seragam bernomor punggung 55. Otaknya memilih wajah yang familiar dan mengenakan nomor punggung 55 itu. Ia menganggapnya sebagai intuisinya, padahal sejak awal alam bawah sadarnya disugesti untuk memilih angka 55!
Menginspirasi itu Keniscayaan
Oke, kita kembali ke soal menginspirasi atau tidak menginspirasi. Kalau berkaca pada film Focus, yang sering dilihat itulah yang menginspirasi. Semakin sering dilihat, semakin berpotensi untuk diikuti.
Dengan demikian, segala sesuatu yang dilakukan seseorang bisa menginspirasi orang lain. Seseorang yang semangat dan optimis bisa menginspirasi orang lain. Tapi seseorang yang loyo dan pesimis juga bisa membuat orang lain mengikutinya. Seseorang yang rajin bisa menginspirasi orang lain untuk ikut rajin. Tapi sebaliknya, mereka yang malas juga berpotensi membuat orang lain menjadi malas.
Jadi, menginspirasi atau tidak menginspirasi itu bukan pilihan. Bukan! Menginspirasi itu sebuah keniscayaan. Pertanyaannya, kita mau menginspirasi kebaikan atau keburukan? Nah!
Thanks kang dedi, inspirasinya.
Tidak pernah terpikir ke sana mas. Makasih banyak inspirasinya.
Memilih menginspirasi yang baik atau yang buruk….
hm… i see
Kang Dedi sudah menginspirasi saya, hehe… nuhun 😀
Artinya, kita pun harus pandai melihat “cermin”. ya? Semakin sering berkaca pada kemalasan, ya, kita akan ikut malas. Btw, jadi pengen nonton film-nya. 😀
Pingback: Netizen Gathering MPR RI: Diskusi, Usulan, dan Apresiasi | Dedi Setiawan